MAKALAH
VIROLOGI
NAMA
KELOMPOK :
1.DWI LEVVINA
2.EDI
SUTRIMO
3.ENDAH
SRI UTARI
4.FESSY
NOVITA SARI
5.FRANSISKA
LUSIANA
6.GUSTI
HAYATI
7.HEPTY
SUSANTI
8.IQBAL TAMIMI
AKADEMI
ANALIS KESEHATAN
HARAPAN
BANGSA
BENGKULU
T.A
2016/2017
DAFTAR
ISI
BAB 1
Pendahuluan.................................................................................................................................
1.1 Latar belakang
masalah..............................................................................................
1.2 Rumusan
masalah.......................................................................................................
1.3 Tujuan
penulisan........................................................................................................
1.4 Manfaat penulisan......................................................................................................
1.5 Metode
penulisan.......................................................................................................
1.6 Sistematika
penulisan.................................................................................................
BAB 2
Landasan
Teori.............................................................................................................................
2.1
Pengertian
hepatitis....................................................................................................
BAB 3
Pembahasan..................................................................................................................................
3.1
Gejala-gejala
hepatitis................................................................................................
3.2
Penyebab
hepatitis......................................................................................................
3.3
Jenis
hepatitis.............................................................................................................
3.4
Obat tradisional penyakit
hepatitis.............................................................................
BAB 4
Penutup.........................................................................................................................................
4.1
Simpulan.....................................................................................................................
4.2
Saran...........................................................................................................................
4.3
Kata
penutup..............................................................................................................
DAFTAR PUSTKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penyakit
hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus. Ada banyak penyabab yang dapat
merusak organ hati. Hepatitis sering disebut juga dengan istilah penyakit hati,sakit
silver,atau sakit kuning. Namun, istilah sakit kuning dapat menimbulkan
keracunan karena tidak semua sakit kuning disebabkan oleh hati.
Siapapun pasti
tidak ingin mengidap penyakit ini. Virus hepatitis sangat berbahaya misalnya
virus hepatitis B dan C dapat menyebabkan hepatitis kronis. Selain itu juga
dapat mengakibatkan kematian. Berat ringannya gejala yang timbul dari penyakit
hepatitisini tergantung dari ganasnya penyebab penyakit dan daya tahan tubuh
penderita.
Virus hepatitis
merupakan penyebab terbanyak dari gangguan hati. Dari 7 jenis virus
hepatitisyang dikenal, hanya 3 diantaranya yang paling banyak menimbulkan
infeksi hati. Setiap jenis virus dapat merangsang terbentuknya antibody
terhadap partikel virus masing-masing.
Melihat hasil
pengobatan penyakit ini dengan metode pengobatan modern masih belum memuaskan.
Angka kekambuhan yang cukup tinggi, efek samping yang berat, dan harga obatyang
sangat mahal sehingga tidak terjangkau oleh sebagian besar penderita. Maka dari
itu perlu adanya cara untuk pengobatan herbal yang lebih terjangkau oleh
penderita.
Oleh karena itu perlu adanya pengenalan
kepada masyarakat tentang pengobatan penyakit hepatitis dengan pengobata
herbal. Seperti memperkenalkan melalui buku-buku, ataupun majalah yang berisi tentang
cara-cara pengobatan herbal agar masyarakat atau penderita lebih mudah untuk
mengobati penyakitnya dengan pengobatan herbal.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas
dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
ü
Apa
gejala hepatitis?
ü
Apa penyebab hepatitis?
ü
Apa
jenis virus hepatitis?
ü
Apa
obat tradisional penyakit hepatitis?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan karya tulis ini
adalah sebagai berikut:
ü
Menambah
pengetahuan tentang penyakit hati atau hepatitis bagi pembaca.
ü
Untuk
mengetahui bagaimana cara untuk mengobati dengan pengobatan herbal.
ü
Untuk
mengembangkan penulis mengungkap maksud pengarang yang terdapat dalam karyanya.
Sehingga pembaca betul-betul paham sesuai penghayatan yang dilakukan pembaca.
1.4
Manfaat Penulisan
Untuk
mendapatkan pengetahuan tentang cara pencegahan penyakit hati atauhepatitis
dengan pengobatan herbal.
1.5
Metode Penulisan
Dalam menyusun
karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh teori yang
diajarkan pada buku-buku yang berkaitan dengan penulisan karya tulis serta
mencari sumber-sumber yang ada pada buku referensi.
Adapun dalam pegolahan data, metode yang
dipakai adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Mengambil
pengertian dari buku yang sudah ada, dengan harapan karya tulis ini tidak
menyimpang dari pengertian yang sudah ada sebelumnya.
2. Metode Analisis Data
Dalam penyusunan
karya tulis ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan. Yaitu, mengambil
pengertian dari buku yang sudah ada dan mengambil data dari internet untuk
memperoleh data yang relevan. Dengan harapan karya tulis ini tidak menyimpang
dari pengertian yang sudah ada sebelumnya.
1.6
Sistematika Penulisan
Dalam menyusun
karya tulis ini penulis membagi atas beberapa bab dan tiap-tiap bab penulis
bagi menjadi beberapa bagian. Adapun isi dari tiap-tiap bagian tersebut adalah:
·
Bagian
formalitas, terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan
persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
·
Bagain
isi terdiri dari
BAB I
Pendahuluan,
meliputi: Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan Penulisan , Metode Penulisan , Sistematika Penulisan.
BAB II
Landasan Teori,
meliputi pengertian hepatitis
BAB III
Pembahasan
meliputi: Gejala hepatitis, Penyebab Hepatitis, Virus hepatitis, Obat
tradisional penyakit hepatitis.
BAB IV
Penutup meliputi: simpulan dan saran.
Bagian akhir, berisi daftar pustaka yang
digunakan penulis dalam mencari resensi buku.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah
suatu proses peradangan pada jaringan hati. Secara populer juga dikenal dengan
sebutan penyakit hati, sakit silver, atau sakit kuning. Penyakit hepatitis
terbanyak disebabkan oleh virus. Berdasarkan perjalanan penyakitnya dibedakan
menjadi hepatitis akut dan hepatitis kronis. Disebut hepatitis kronis, bila
penyakitnya masih berlangsung setelah 6 bulan.
Dengan semakin
berkembangnya pemeriksaan serologis-imunologis untuk penyakit hepatitis virus,
maka saat ini sudah dapat dideteksi 5 macam virus sebagai penyebabnya. Kelima
macam virus itu adalah hepatitis A (VHA), virus hepetitis B (VHB), virus
hepetitis C (VHC atau Non-A Non-B parenteral), virus hepatitis D (VHD), dan
virus hepatitis E (VHE atau Non-A Non-B enterik). Masih ada 2 jenis virus lagi
yaitu virus hepatitis G (VHG) dan virus hepatitis transfusion transmitet
(VHTT). Kedua jenis virus ini masih belum jelas benar kemampuannya dalam
menimbulkan penyakit dan perubahan patologi. Virus hepatitis F sekarang ini sudah
diragukan keberadaanya. Yang paling umum ditemukan adalah VHA, VHB, dan VHC.[1]
Kecenderungan
meningkatnya jumlah penderita hepatitis terutama oleh virus, saat ini sudah
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan lebih baik.
Hal ini disebabkan sebagian infeksi virus hepatitis akan menjadi kronis, yang
bisa berakhir dengan kematian akibat gagalnya fungsi ginjal.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gejala – gejala Hepatitis
Setiap proses peradangan akan
menimbulkan gejala. Berat ringannya gejala yang timbul tergantung dari ganasnya
penyebab penyakit (patogenitas) dan daya tahan tubuh penderita.
Secara umum penyakit hepatitis
mengenal empat stadium yang timbul akibat proses peradangan hati akut oleh
virus, yaitu masa tunas, fase prod moral, fase kuning, dan fase penyembuhan.
1. Masa Tunas
Yaitu sejak masuknya virus pertama kali ke dalam tubuh sampai
menimbulkan gejala klinis. Masa tunas dari masing-masing penyebab virus
hepatitis tidaklah sama. Kerusakan sel-sel hati terutama terjadi pada stadium
ini.
2.
Fase Prodmoral (fase preikterik)
Fase ini berlangsung beberapa hari. Timbul gejala dan keluhan pada
penderita seperti badan terasa lemas, cepat lelah, lesu, tidak nafsu makan
(anoreksia), mual, muntah, perasaan tidak enak dan nyeri diperut, demam
kadang-kadang menggigil, sakit kepala, nyeri pada persendian (arthralgia),
pegal-pegal diseluruh badan terutama dibagian pinggang dan bahu (mialgia), dan
diare. Kadang-kadang penderita seperti akan pilek dan batuk, dengan atau tanpa
disertai sakit tenggorokan. Karena keluhan diatas seperti sakit flu, keadaan
diatas disebut pula sindroma flu.
3.
Fase kuning (fase ikterik)
Biasanya setelah
suhu badan menurun, warna urine penderita berubah menjadi kuning pekat seperti
air teh. Bagian putih dari bola mata (sklera), selaput lendir langit-langit
mulut, dan kulit berubah menjadi kekuningan yang disebut juga ikterik. Bila
terjadi hambatan aliran empedu yang masuk kedalam usus halus, maka tinja akan
berwarna pucat seperti dempul, yang disebut faeces acholis.
Warna kuning
atau ikterik akan timbul bila kadar bilirubin dalam serum melebihi 2 mg/dl.
Pada saat ini penderita baru menyadari bahwa ia menderita sakit kuning atau
hepatitis. Selama minggu pertama dari fase ikterik, warna kuningnya akan terus
meningkat, selanjutnya menetap. Setelah 7-10 hari, secara perlahan-lahan warna
kuning pada mata dan kulit akan berkurang. Pada saat ini, keluhan yang ada umumnya
mulai berkurang dan penderitamerasa lebih enak. Fase ikterik ini berlangsung
sekitar 2-3 minggu. Pada usia lebih lanjut sering terjadi gejala hambatan
aliran empedu (kolestasis) yang lebih berat sehingga menimbulkan warna kuning
yang lebih hebat dan berlangsung lebih lama.
4. Fase penyembuhan (konvaselen)
Ditandai dengan
keluhan yang ada dan warna kuning mulai menghilang. Penderita merasa lebih
segar walaupun masih mudah lelah. Umumnya penyembuhan sempurna secara klinis
dan laboratoris memerlukan waktu sekitar 6 bulan setelahtimbulnya penyakit.
Tidak semua penyakit hepatitis mempunyai
gejala klasik seperti diatas. Pada sebagian orang infeksi dapat terjadi dengan
gejala yang lebih ringan (subklinis) atau tanpa memberikan gejala sama sekali
(asimtomatik). Bisa jadi ada penderita hepatitis yang tidak terlihat kuning
(anikterik). Namun, ada juga yang penyakitnya menjadi berat dan berakhir dengan
kematian yang dinamakan hepatitis fulminan.
Hepatitis
fulminan ditandai dengan warna kuning atau ikterus yang bertambah berat, suhu
tubuh meningkat, terjadi perdarahan akibat menurunnya faktor pembekuan darah,
timbulnya tanda-tanda ensefalopati berupa mengantuk, linglung, tidak mampu
mengerjakan pekerjaan sederhana, dan akhirnya kesadaran menurun sampai menjadi
koma. Kadar bilirubin dan transaminase (SGOT, SGPT) serum sangat tinggi, juga
terjadi peningkatan sel darah putih (leukositosis). Keadaan ini menandakan
adanya kematian (nekrosis) sel parenkim hati yang luas.
3.2
Penyebab Hepatitis
Sebenarnya
hepatitis atau radang hati dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab,
seperti:
v
Virus
(penyebab terbanyak)
v
Bakteri
v
Parasit
v
Obat-obatan
v
Bahan
kimia alami atau sintetis yang merusak hati
v
Alkohol
v
Cacing
v
Gizi
yang buruk
v
Autoimun
3.3 Jenis Virus Hepatitis
1.Hepatitis
A
Virus hepatitis A (VHA) berbentuk
partikel dengan ukuran 27 nanometer, merupakan virus RNA dan termasuk golongan
picornaviridae. Hanya terdapat satu serotipe yang dapat menimbulkan penyakit
hepatitis pada manusia. Virus ini sangat stabil dan tidak rusak dengan
perebusan singkat. Penggandaan atau replikasi terjadi dalam sel epitel hati dan
epitel usus.
Penyakit
ini dahulunya dinamakan hepatitis infektiosa. Sampai sekarang hepatitis A masih
bersifat endemis dinegara berkembang sehubungan dengan lingkungan dan sanitasi
yang masih buruk. Pada daerah beriklim tropis seperti indonesia, penyakit
sering timbul selama musim hujan dan terutama menyerang anak-anak dan dewasa
muda.
Setiap tahun,
tidak kurang dari 1,5 juta orang diseluruh dunia terinfeksi dengan virus hepatitis
A. Cara penularannya melalui jalur fekal-oral, yang berarti melalui makanan dan
minuman yang tercemar dengan virus ini, atau berhubungan erat dengan penderita.
Ini berarti infeksi sering terjadi pada lingkungan kumuh, dimana lalat dan
kecoa banyak ditemukan. Tidak seperti virus hepatitis B dan C, VHA hanya aktif
didarah dalam waktu yang singkat sehingga penularan melalui jalur inisangat
jarang. Sering ditemukan kerang sebagai pembawa virus.
Masa inkubasi
berkisar antara 15-25 hari, rata-rata 30 hari. Setelah virus hepatitis A masuk
ke dalam tubuh, ia akan memperbanyak diri di dalam sel hati, dan sebagian dari
pada virus itu masuk ke kandung empedu untuk selanjutnya dialirkan ke usus
halus dan dikeluarkan melalui tinja. Melalui tinja inilah virus hepatitis A
terbesar kepada orang lain dengan bantuan lalat, kecoa, dan sebagiannya yang
hinggap di makanan dan minuman. Semua golongan usia dapat terserang penyakit
ini. Penderita umumnya akan sembuh
sempurna serta tidak pernah menjadi kronis. Penyakit pada fase akut umumnya 90%
hadir tanpa gejala (asimptomatik) atau memberikan gejala yang sangat ringan dan
hanya sekitar 1% yang timbul kuning (ikterus). Gejala penyakit pada anak
umumnya tanpa gejala dan tidak kuning.
Pencegahan
secara umum adalah dengan cara mengubah pola hidupmenjadi lebih sehat dan
bersih. Misalnya menjaga kebrsihan dan car makan yang sehat, seperti mencuci
tangan sesudh ke toilet sebelum menyiapkan makanan, atau sebelum makan. Selain
itu perlu diperhatikan kebersihan lingkungan sanitasi, pemakaian air bersih,
pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan, pembuatan sumur yang memenuhi
standar, mencegah makanan terkena lalat, memasak bahan makanan dan minuman.
2. Hepatitis B
Hepatitis B
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius baik di dunia maupun di
Indonesia karena jumlah penderitanya yang semakin meningkat. Lebih dari 2
milyar penduduk dunia pernah terkena infeksi ini. Pada saat ini diperkirakan
terdapat sekitar 400 juta orang penduduk dunia yang mengidap HBsag. Dari jumlah
tersebut, diperkirakan penderita kronik karier terdapat 12,5 juta orang di
Cina, 2,6 juta di Korea dan 1,7 juta di Jepang. Infeksi virus hepatitis B tidak
hanya di negara-negara Asia. Menurut tim hepatitis nasional angka kesakitan
hepatitis B di Indonesia berkisar antara 5-20%. Oleh kaena itu, Indonesia
termasuk kelompok negara dengan endemisitas sedang sampai tinggi. Ini berarti,
infeksi VHB sudah banyak terjadi pada saat kehamilan, bayi, dan masa anak-anak.
Seringkali infeksi tidak menunjukkan
gejala, tetapi virus tetap berada di dalam tubuh dan infeksi kronis yang secara
bertahap merusak sel-sel hati sehingga orang bersangkutan terancam menderita
firosis hati, bahkan kanker hati.
Diluar tubuh manusia, virus hepatitis B
bisa hidup selama 7 hari.stabilitas VHB terhadap desinfektan dan suhu tidak
selalu sama dengan stabilitas HbsAg. Sifat antigenik HbsAg akan rusak jika
dipaparkan pada natrium hipoklorit 0,25% (pemutih) selama 3 menit, tetapi
memerlukan waktu 10 menit untuk menginaktifkan VHB. VHB akan mati pada air
mendidih 1000 C atau oleh zat kimia chlorox.
Hepatitis B dapat dicegah diantaranya,
jangan menggunaka jarum suntik bekas, peralatan tato, dan jarum akupuntur yang
tidak steril. Hindarkan pemakaian bersama peralatan pribadi seperti sikat gigi,
pisau cukur dan peralatan lainnya yang dapat menyebabkan kulit lecet dan luka.
3. Hepatitis C
Hepatitis C
(VHC) termasuk kelompok Flaviviridae dan merupakan virus envelopet RNA berantai
tunggal dengan ukuran 50-60 nm. Virus ini sebelumnya dikenal sebagai penyebab
hepatitis non-A non-B (NANB) pasca transfusi. Virus ini sangat bervariasi
karena terdiri dari berbagai macam subtipe. Beberapa penelitian terakhir
menunjukkan bahwa VHC bukan saja merupakan penyebab terbanyak hepatitis NANB
pasca transfusi, tetapi juga sebagai penyebab dari kasus-kasus hepatitis NANB
sporadis atau didapat dari komunitas (community acquired) yang cara infeksinya
tidak jelas.
Hepatitis C
terbesar diseluruh dunia. Tidak kurang dari 175 juta penduduk dunia terinfeksi
dengan virus hepatitis C. Dari segi epidemiologik, VHC merupakan penyebab
penyakit hati yang penting. Hal ini disebabkan selain menimbulkan hepatitis
akut, sebagian besar penderitanya yang mencapai 80% berlanjut menjadi hepatitis
kronik dan mengidap yang merupakan sumber infeksi. Sekitar 20% dari penderita
hepatitis yang menahun akan berkembang menjadi sirosis hati, yang sangat
berpotensi menjadi kanker hati dikemudian hari. Waktu rata-rata yang diperlukan
untuk berkembang menjadi sirosis hati adalah 17 tahun dan menjadi kanker hati
dalam waktu 20 tahun. Tidak seluruh penderita hepatitis C memberikan gejala.
Hanya sekitar 40% penderita yang timbul keluhan. Keluhanpun umumnya ringan,
tidak kuning (anikterik), atau tidak memberikan gejala.
Virus hepatitis
C belum terbukti onkogenik (menyebabkan timbulnya kanker). Hal ini disebabkan
VHC bukan virus DNA. Namun begitu, berdasarkan studi epidemiologi retrospektif,
penderita hepatitis C kronik setelah 20-30 tahun akan berkembang menjadi kanker
hati. Terjadinya kanker hati disebabkan sirosisnya. VHC juga lebih cenderung
bereplikasi di dalam sel hati dan menyebabkan infeksi persisten. Selama infeksi
kronik VHC-RNA titernya tinggi walaupun dapat berfluktuasi, antara 105-107
international unit (IU/mL).
Adanya perbedaan sekuen nukleotida pada
genom VHC menjadi dasar pengelompokan VHC dalam 6 genotipe yang berbagi dalam
subtipe-suptipenya (1a, 1b, 1c, dst) yang masing-masing menunjukkan tampilan
klinis yang berbeda seperti beratnya penyakit, progresi ke sirosis dan kanker
hati, atau respon terhadap interferon.
Menurut pendapat
ahli, virus hepatitis C mempunyai kemampuan untuk menekan jumlah trombosit.
Bila jumlah trombosit menurun maka keberhasilan interferon untuk pengobatan
hepatitis C juga menurun. Hal ini berhubungan dengan tingkat fibrosis hati.
Sirosis hati merupakan tingkat fibrosis hati yang paling berat. Pencegahan yang
dilakukan pihak medis adalah dengan melakukan uji saringdonor darah terhadap
infeksi virus hepatitis C. Belum ada vaksinasi untuk mencegah tertularnya VHC.
3.4
Obat Tradisional Penyakit Hepatitis
Tumbuhan yang
digunakan sebagai obat tradisional mempunyai aktifitas biologis karena
mengandung berbagai senyawa fitokimiayang dapat mempengaruhisel-sel hidup suatu
organisme. Pada mulanya obat yang berasal dari tunbuhan ini digunakan dalam
bentuk segar atau kering. Pengolahannya dengan cara direbus atau ditumbuk dan air
perasannya, atau dapat pula diseduh dengan air panas dan diminum setelah
dingin, atau dapat dimakan sebagai sayuran.
Dibawah ini
terdapat macam-macam tumbuhan yang dapat mengatasi penyakit hepatitis kronik
baik dalam menurunkan nilai SGOT dan SGPT, menghambat proses fibrosis, ataupun
meningkatkan sistem imun tubuh yang dapat menyembuhkan penyakit hati
menahunnya. Sebagian dari obat tumbuhan tersebut telah terbukti khasiatnya baik
secara klinis maupun laboratoris.
Obat tradisional tersebut diantaranya adalah:
1.Temulawak
Rimpang temulawak segar seukuran ½
telapak tangan, dengan tebal sekitar 1 jari. Bisa juga menggunakan rimpang
temulawak yang sudah dikeringkan. Caranya, rimpang dipotong-potong dengan tebal
seukuran 0,5 cm lalu dijemur. Gunakan 3-9 g temulawak kering.
Cara pemakaian:
Rimpang temulawak segar dikupas
kulitnya, potong-potong tipis, lalu dicuci bersih. Bila menggunakan rimpang
kering, langsung dimasukkan panci, rebus dengan 3 gelas air sampai air tersisa
1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus. Ampasnya bisa direbus sekali
lagi dan diminum pada sore hari.
Catatan:
a.Temulawak rasanya pedas, pahit,
sifatnya dingin, masuk meridian hati, jantung, dan kandung empedu.
b.Jangan minum air perasan temulawak
mentah karena dalam keadaan mentah patinya bisa mengganggu fungsi ginjal.
2. Semanggi Gunung
Seluruh tanaman semanggi gunung yang
masih segar sebanyak 30-60 g.
Cara pemakaian:
Herba semanggi gunung yang baru
dikumpulkan dicuci bersih lalu dimasukkan ke dalam panci. Tambahkan air dan arak
ketan sama banyak sampai seluruh tanaman obat ini terendam, lalu ditim. Setelah
dingin airnya diminum, semanggi gunungnya boleh dimakan. Lakukan 2 kali sehari,
selama 3-5 hari.
Catatan:
a.Herba ini rasanya manis sedikit pedas,
digunakan untuk pengobatan hepatitis infeksi yang disertai kuning (ikterik),
sisoris hati, perut membuncit berisi cairan (asites), dan batu empedu.
b.Efek samping yang mungkin terjadi
berupa penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia). Bila pemakaiannya
dihentikan, maka jumlah sel darah putih akan kembali normal.
3.Bunga Pecut Kuda
Bunga berikut tangkai bunga pecut kuda
segar sebanyak 5-10 tangkai.
Cara pemakaian:
Bunga berikut tangkai bunga setelah
dipotong dari tanamannya lalu dicuci bersih. Potong-potong seperlunya kemudian
direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Tambahkan gula batu
secukupnya. Setelah dingin disaring lalu diminum. Lakukan setiap hari sampai
sembuh.
Catatan:
a.Simplisia ini rasanya pahit, sifatnya
dingin. Khasiat tanaman obat ini sebagai anti radang, menyebabkan keguguran
(abortif), dan memperbanyak produksi urine.
bPecut kuda digunkan untuk pengobatan
hepatitis A.
c.Wanita hamil yang terinfeksi virus
hepatitis A dilarang minum rebusan obat ini karena dapat menyebabkan keguguran.
4. Buah Tomat
Buah tomat yang sudah masak sebanyak 2
buah.
Cara pemakaian:
Buah tomat dicuci lalu dipotong-potong.
Selanjutnya direbus sebentar dalam air mendidih, lalu dilumatkan atau dijus.
Bila bukan penderita kencing manis (diabetes) boleh tambahkan gula pasir sesuai
selera. Setelah dingin lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.
Catatan:
a.Buah tomat rasanya manis, asam,
sifatnya sejuk. Berkhasiat meredakan demam (antipiretik), menyejukkan darah,
penewar racun (detoksikan), meningkatkan produksi air liur, merangsang
keluarnya enzim lambung,melancarkan aliran empedu, antiseptik usus.
b.Kandungan chlorine dan sulfur pada
buah tomat adalah trace mineral yang berkhasiat detosikan. Chlorine alamiah
dari buah tomat akanmenstimulir kerja hati untuk membuang racun tubuh.
5. Alang-alang
Akar alang-alang sebanyak 15-30 g (30-60
g bila menggunakan akar segar).
Cara pemakaian:
Akar alang-alang dipotong-potong
seperlunya lalu dicuci bersih. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin disaring dan diminum airnya. Dibagi 2 kali minum.
Minumlah pagi dan sore hari, masing-masing ½ gelas. Lakukan secara teratur
selama 10 hari.
Catatan:
a.Akar alang-alang rasanya manis,
sifatnya sejuk, akar alang-alang digunakan untuk pengobatan hepatitis akut
menular (Hepatitis A), sakit kuning, atau pada sirosis hati yang disertai
pendarahan saluran cerna.
b.Dilaporkan dari 28 penderita hepatitis
A akut, 21 penderita sembuh dengan rebusan 100 g akar alang-alang segar setiap
hari. Seluruh gejala dan keluhan menghilang dalam waktu 45 hari.
c.Simplisia ini jangan diberikan pada
penderita yang fungsi lambungnya dan banyak kencing.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Simpulan
Dari pembahasan
diatas penulis paparkan di atas, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai
berikut:
v
Hepatitis
merupakan salah satu penyakit yang cukup ganas dan perlu diwaspadai karena
penyakit kronis hepatitis juga dapat menimbulkan kematian.
v
Penderita perlu mengetahui penyebab dan gejala
hepatitis.
v
Secara umum penyakit hepatitis mengenal empat
stadium, yaitu masa tunas, fase prod moral, fase kuning, dan fase penyembuhan.
v
Pengobatan
secara tradisional lebih aman dilakukan penderita karena bahan-bahan yang
digunakan alami tanpa bahan kimia, dan hasilnya juga sudah terbukti.
4.2
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas, penulis mempunyai beberapa saran diantaranya yaitu:
v
Agar
pembaca dapat mengenali penyakit hepatitis dan cara pengobatannya dengan obat
tradisional.
v
Kita
harus selalu menjaga kesehatan dimanapun kita berada.
v
Diharapkan
manusia bisa mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT karena telah
diberi kesehatan.
4.3
Kata Penutup
Alhamdulillah
karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada hambatan yang
berarti. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan.
Maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini. Hanya kepada Allah SWT penulis
berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, Setiawan. 2005. Ramuan
Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis. Jakarta : Penebar Swadaya.
Husadha, Yast. 2004. Fisiologi dan
Pemeriksaan Biokimiawi Hati. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar