ENTAMOLOGI
MEDIS
“ARTROPODA PENYEBAB ALERGI DAN REAKSI TOKSI”
“ARTROPODA PENYEBAB ALERGI DAN REAKSI TOKSI”
Disusun
Oleh :
·
Yulvita Sari Putri (14010039)
·
Vina Panduwinata (14010034)
·
Wanda Marentika (14010035)
·
Ropita Sari (140100)
·
Fessy Novita Sari (14010010)
·
Julian Nossi (140100)
AKADEMI
ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA
BENGKULU
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan kehadiran Allah swt,karena atas
karunianya kami dapat menyelesaikan
pembuatan MAKALAH ini. Tugas yang kami buat berdasarkan tugas ENTAMOLOGI MEDIS
yang diberikan oleh Ibu Inayah Hayati,S.Si.,M.Pd sebagai guru pembimbing mata
kuliah Entamologi Medis.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya
tanpa dukungan dari berbagai pihak dan hanya mengandalkan kemampuan penulis
semata yang serba terbatas, maka penulisan Tugas ini tidak mungkin dapat
terselesaikan karena itu pada kesempatan ini Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Inayah selaku pembimbing
mata kuliah Entamologi Medis kami, serta orang tua dan teman-teman yang mendukung kami dan memotivasi kami dalam
pembuatan makalah ini.
Bengkulu,
01 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3
Tujuan ...................................................................................................... 3
1.4
Manfaat ................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arthropoda............................................................................. 4
2.2 Antropoda Penyebab Alergi dan Reaksi Toksik...................................... 6
2.3 Pembagian Kelas Filum Arthropoda...................................................... 16
2.4 Peranan Anggota Kelas Filum Arthopoda............................................. 29
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ............................................................................................ 31
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos =
kaki) adalah hewan yang memiliki kaki bersendi/beruas-ruas. Arthropoda
merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak
dari filum-filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di berbagai habitat, antara
lain di air, di darat, di dalam tanah dan ada juga yang hidup sebagai parasit
pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Arthropoda adalah hewan triploblastik,
selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri
atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin dan
merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas terdapat
bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan. Pada
waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami pergantian kulit
(eksdisis.
Arthropoda memiliki sistim
pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan rahang.
Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung
disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya ada yang
berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang.
Reproduksi dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang
melakukan parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio
dari telur yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya
ada hewan jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.
Arthropoda memiliki empat kelas,
diantaranya yaitu :
1. Kelas Myriapoda.
2. Kelas Crustacea.
3. Kelas Arachnida.
4. Kelas Insecta.
Arthropoda dalam dunia
hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari lima bagian spesies hewan
adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang
ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu
sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari
spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar,
laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini.
Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah
Peripetus di Afrika Selatan.
Arthropoda mungkin
satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di
pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan
kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel.
Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung
terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. apakah pengertian dari filum arthropoda ?
2. bagaimanakah ciri-ciri dari filum arthropoda ?
3. bagaimanakah pembagian kelas filum arthropoda ?
4. peranan dan fungsi dari filum arthropoda ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui lebih dalam tentang filum arthropoda.
2. untuk mengetahui ciri-ciri anggota filum arthropoda.
3. untuk mengetahui pembagian kelass filum arthropoda.
4. untuk mengetahui peranan serta fungsi anggota filum arthropoda.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis, sebagai salah satu sarana untuk melatih
kemampuan dalam menganalisis berdasarkan data dan fakta yang
tersedia tentang filum arthropoda.
2. Bagi Pembaca, makalah ini dapat
dijadikan sumber acuan dalam penulisan makalah-makalah selanjutnya
mengenai kajian filum arthropoda
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Arthropoda
Arthropoda adalah
hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral
simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya
dibungkus oleh zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya
diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas
tersebut mudah digerakkan.
Pada waktu tertentu kulit dan tubuh
arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis).Arthropoda memiliki
sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan
rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena
mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya
ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan
tubuhnya. Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus
belakang.
Reproduksi dilakukan
dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan
parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur
yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan
jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali
v Ciri-Ciri Umum Filum Arthropoda :
Secara umum ciri-ciri filum arthropoda
adalah sebagai berikut:
a)
Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas
kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang (abdomen). Beberapa
diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks).
b)
Memiliki 3 lapisan
(triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga tubuh.
c)
Bentuk tubuh simetris bilateral.
d)
Bagian tubuh terbungkus oleh eksoskelet
yang mengandung khitin.
e)
Alat pencernaan makanan lengkap terdiri
atas mulut, kerongkongan usus, dan anus.
f)
Sistem reproduksi terpisah, artinya ada
hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi secara seksual dan
aseksual (partenogenesisdan paedogenesis).
g)
Memiliki sistem peredaran darah terbuka
(sistem lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung dan pembuluh-pembuluh
darah terbuka .
h)
Sistem syaraf terdiri dari ganglion
anterior yang merupkan “otak” terletak di atas saluran pencernaan, sepasang
syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral,serta
pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu dengan yang lain
oleh urat syaraf ventral, berjalan sepanjang tubuh dari depan ke belakang
di bawah saluran pencernaan.
i)
Sistem eksresinya berupa berupa
saluran-saluran malphigi
j)
Alat pernapasan berupa trakea, insang,
dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru buku)
k)
Sifat hidup ada yang parasit,
heterotropik, dan hidup secara bebas
l)
Hidupnya di darat, air tawar dan laut.
Secara morfologi
Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21
ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun
sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi
sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
Ciri penting lain
adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya.
Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian
luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton.
Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh
khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di
tiap ruas.
2.2 Antropoda Penyebab Alergi dan Reaksi Toksik
1. KOntak
a.
Alergi yang disebabkan kupu-kupu
Kupu-kupu adalah
serangga yang termasuk ordo LEPIDOPTERA yang memepunyai s2 pasang sayap dan
bersisik tebal. Stadium dewasa mempunyai bentuk mulut untuk menghisap (
shoponing ), sedangkan stadium larva mempunyai bentuk mulut untuk menggigit.
Kupu-kupu mengalami metamorphosis lengkap dan dibagi dalam 2 golongan yaitu
kupu-kupu siang( butterfly) dan kupu-kupu malam ( month).
Patologi dan gejala klinis
Larva
kupu-kupu yang biasa disebut ulat bulu mempunyai bulu yang mengandung toksin
yang dapat menyebabkan kelainan pada manusia. Kelainan ini disebut erusisme.
Gejala-gejala erusisme atau dermatitis ulat ( caterpillar dermatitis ) adalah
urikaria, nyeri, gatal dan rasa panas. Hal ini disebabkan oleh toksin yang
merusak sel-sel tubuh sehingga tubuh mengelurkan histamine, serotonin dan
heparin sebagai reaksi terhadap toksin larva kupu-kupu. Jika bulu ulat mengenai
mata dapat terjadi konjungtivitis atau ulkus kornea. Kupu-kupu
dewasa dapat juga menyebabkan kelainan bila manusia kontak dengan bulu yang terdapat
dibagian ventral abdomennya. Kelainan karena kupu-kupu dewasa
disebut lepidopterisme. Gejala klinis lepidopterisme berupa
dermatitis yang mirip giant urrticaria oleh cacing schistosoma.
Beberapa spesies kupu-kupu yang larvanya mengandung
bulu beracun adalah : Megalopyge opercularis ( di Amerika ), Anaphe infracta (
di Eropa), dan parasa hilarata ( di Asia ). Contoh kupu-kupu penyebab
lepidopterisme adalah heylesia spp.
Diagnosis
Diagnosis
detetapkan bila terdapat gejala klinis diserati riwayat kontak dengan ulat bulu
atau kupu-kupu.
Pengobatan
Lesi
yang timbul jangan digaruk karena dapat mempercepat penyebaran toksin. Seluruh
tubuh yang mengalami reaksi segera direndam dalam air untuk melarutkan toksin
dan bulu-bulu larva yang melekat pada kulit. Untuk pengobatan local dapat
menggunakan larutan yodium, kortikosteroid dan atihistamin topical, sedangkan
untuk penderita pada keadaan berat, obat-obat tersebut dapat diberikan secara
oral atau parenteral.
Epidemiologi
Terdapatnya
kasus erusisme dan lepidopterisme disuatu daerah dipengaruhi oleh spesies
kupu-kupu, keadaan daerah dan kebiasaan rakyat sebagai petani atau pekerja
kebun. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan
ulat bulu atau kupu-kupu. Pemberantasan kupu-kupu dilakukan dengan insektisida
terutama utuk stadium larvanya.
b. Alergi yang
disebabkan tungau dermatophagoides pteronyssinus
D.pteronyssinus
adalah tungau debu yang berukuran 0,2 – 1,2 mm, badannya berbulu dan berkaki 4
pasang ( dewasa ). Ungau ini termasuk ordo ACARI. Tungau ini mengalami
metamorphosis tidak sempurna dan ditemukan pada debuu rumah terutama ditempat
tidur ( seprei, kasur, bantal ), karpet, lantai dan juga ditemukan diluar
rumah, misalnya pada sarang burung, permukaan kulit mamalia dan binatang
lainnyaa. Makanannya adalah serpihan kulit manusia dan binatang.
Patologi dan Gejala klinis
Tungau
debu ini merupakan salah satu penyebab penyakit asma atopic ( asma alergi, asma
ekstrinsik ) dan merupakan penyebab asma yang terbanyak ditemukan. Asma alergi
yang timbul disebabkan oleh seluruh bagian badan D.pteronyssinus yang
mengandung allergen terutama di bagian saluran cernanya.
Diagnosis
Diagnosis
asma yang disebabkan oleh D.pteronyssinus dapat ditegakkan dengan es kulit yang
menggunakan ekstraktungau debu.
Pengobatan
Pengobatan
asma atopic samma dengan yang dilakukan untuk pengobatan asma yang lain.
Epidemiologi
Bertambah
banyaknya tungau debu di dalam rumah bergantug pada factor-faktor
c. Lytta
Paedarus
Lytta
vesicatoria kumbang yang termasuk dalam kelas ordo COLEOPTERA daari kelas
INSECTA. Kumbang ini mengandung cantharidin yang bersifat diureik. Jika kumbang
ini berkontak dengan kulit manusia, dikeluarkannya secret yang dapat
menyebabkan timbulnya lepuh ( blister ) sehingga kumbang ini disebut kumbang
lepuh ( blister beetle ). Kumbang ini banyak ditemukan di meksiko. Di Indonesia
ada kumbang lepuh yang disebut peaderus sabaeus yang juga dapat menyebabkan
lepuh pada orang yang kontak dengan serangga ini.
2. Sengatan
- Lebah
Lebah
termasuk ordo HYMENOPTERA. Serangga ini mempunyai 2 pasang sayap yang tipis (
membranosa )dan mempunyai pinggang yang disebut pedisel sebagai penyambung
antara toraks dan abdomen. Mulut lebah digunakan u ntuk menggigit danmenjilat.
Pada ujung abdomen lebah betina dan pekerja terdapat alat penyengat yang
mengeluarkan toksin.
Patologi dan gejala klinis
Pada
umumnya gejala klinis yang berat disebabkan oleh sengatan lebah yang termasuk
family APIDAE, VASPIDAE dan BOMBIDAE. Gejala-gejala yang timbul akibat sengatan
lebah adalah akibat toksin yang dikeluarkan pada waktu menyengat. Toksin lebah
mengaandung apamin, melitin, histamine, asetilkolin, 5-hidroksitriptamin,
enzimm dan substansi berupa protein. Zat-zat ini bersifat anafilaktogenik,
hemolitik, neeurotosik, antigenic dan sitolitik. Pada kasus yang ringan
sengatan lebahhanya menimbulkan rasa nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan edema
pada tempat yang disengat, sedangkan pada kasus yang berat misalnya pada
multiple stinging dapat terjadi mual, muntah, demam, sesak nafas, hipotensi dan
kolaps. Kematian biasanya terjadi karena syok anafilaktik.
Pengobatan
Sengat
lebah yang tertinggal harus segera dibuang. Daerah yang disengat dibersihkan
tetapi tidak boleh ditekan karena toksin akan menyebar lebih cepat. Pada bagian
proksimal ekstremitas yang disengat dipasang turniket. Kompres es meninggikan
ekstremitas dan penggunaan antihistamin local mungkin berguna. Analgesic dapat
dibarikan secara oral dan anestatikulum local dapat diberikan secara infiltrasi
di seitar lesi. Bila terjadi syok, dapat diberikan obat yaitu adrenalin,
kortikosteroid dan antihistamin
KALAJENGKING
Kalajengking
termasuk ordo SCORPIONIDA. Kalajengking mempunyai dua genus, yaitu Centruroides
dan buthus yang termasuk family Buthidae.
Morfologi dan daur hidup
Kalajengking aktif pada malam hari, berdiam dibawah
batu, potongan kayu atau tempat persembunyian lain. Kalajengking adalah vivpar
dan anaknya dibawa untuk beberapa saat di atas punggung induknya.
Tubuhkalajengking terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Pada ruas terakhir
abdomen terdapat alat penyengat yang disebut telson yang mengandung kelenjar
racun. Pedipalpnya besar, ujungnya kuat dan merupakan sapit. Serangga ini
mempunyai 4 pasang kaki.
Patologi dan Gejala klinis
Sengatan
kalajengking yang besa seperti Buthus dan Centruides berbahaya. Racun
kalajengking berupa toksalbumin yang mengandung neurotoksin dan hemotoksin. Pada
tempat sengatan terasa sangat nyeri dan pedih yang menjalar kebagian
sekitarnya. Dapat timbul keracunan sistemik yang berakhir dengan kematian
karena syok dan paralisis pernafasan. Hemotoksin dapat menimbulkan perdarahan
dan nekrosis.
Pengobatan
Proksimal
dari tempat sengatan dipasang turniket. Dapat diberikan obat-obat golongan
barbiturate, kortikosteroid dan antihistamin. Pemberian anti racun sangat
bermanfaat
GIGITAN
Kelabang
Kelabang
atau centipede termasuk kelas CHILOPODA. Tubuhnya memenjang dan pipih
dorsoventral, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas. Tiap ruas badan
terdapat satu pasang kaki. Di kepala terdapat satu pasang antena. Pada ruas
pertama badan terdapat sepasang kuku beracun ( poison claw ) yang berhubungan
dengan kelenjar racun. Tempat hidupnya di bawah batu dan dibawah kayu.
Makananya berupa insekta dan berupa binatang lainnya.
Paologi dan gejala klinis
Gigitan
kelabang dapat menimbulkan rasa nyeri dan eritema karena toksin yang keluar
melalui kuku beracun.toksin kelabang mengandung antikoagulan dan 5 hidroksi
triptamin. Genus Scolopendra yang terdapat di daerah tropikdan subtropik dapat
menyebabkan rasa nyeri, perdarahan dan nekrosis. Kemaaian akibat gigitan
kelabang belum pernah dilaporkan.
Pengobatan
Sama
seperti engobata terhadap sengatan kalajengking.
LABA-LABA
Laba-laba
termasuk ordo ARANEA. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Di
sefalotoraks terdapat kelenjar toksin. Toksin dikeluarkan melalui mulut. Laba-laba
bertelur dalam jumlah yang besar yang dibungkus dalam kokon. Metamorfhosis
tidak sempurna.laba-laba jantan pada umumnya mati setelah kopulasi. Makananya
insekta dan binatang kecil lainnya yang ditangkap dengan sarangnya dandibunuh
dengan toksinnya. Meskipun pada umumnya laba-laba menganudung racun untuk
membunuh mangsanya, hanya beberapa spesies yang berbahaya bagi manusia. Gigitan
laba-laba menyebabkan kelainan yang disebut araknindisme. Menurut sifat
toksinnya dapat terjadi araknidisme nekrotik dan araknidisme sistemik.
LATRODECTUS
Latrodekus
mactans ( laba-laba jandaa hitam = black widow spider ) yang betina berukuran
13 mm, berwarna hitam dan mempunyai gambaran hour glassmerah pada bagian
ventral abdomen, sedangkan yang jantan berukuran 6 mm, mempunyai garis median merah
dan 3 garis transversal putih pada bagian dorsal abdomennya. Biasanya laba-laba
jantan dibunuh oleh laba-laba betina setelah kopulasi. Racun L.mactans bersifat
neurotoksik terhadap syaraf perifer. Pad tempat gigitan timbul benjolan merah
biru, dikelilingi lingkaran putih. Gigitan laba-laba menimbulkan rasa nyeri
yang hebat. Rasa nyeri menjalar kedada dan perut dan timbul gejala seperti
abdomen akut. Mungkin timbul syok dan paralisis pernapasan yang dapat
mnyebabkan kematian penderita dalam waktu 18-36 jam. Dapat juga terjadi
gangguan kejiwaan.
LOXOSCEES LAETA
Laba-laba
ini bentuknya kecil, berukuran 8 – 15 mm, berwarna kuning sampaii tengguli tua.
Pada umumnya menyebabkan arraknidisme nekrotik. Pada tempat gigitan timbul
edema dan rasa nyeri. Bila edema menghilang, tinbul nekrosis yang dimulai dari
bagian tengah. Kulit mengelupas dan terjadi ulkus yang besar dan dalam. Pada
keadaan berat mugkin timbul gejala sistemik, terutama pada anak. Kematian
terjadi karena gagal jantung.
TARANTULA
Nama
genus tarantula dipakaiuntuk menyebut setiap jenis laba-laba yang besar. Salah
satu spesies yang terkenal adalah Lycosa tarantula. Meskipun mempunyai muka
yang menyeramkan, gigitannya hanya menyebabkan rasa nyeri setempaat dan tidak berbahaya.
Pengobatan
Pengobatan
gigitan serangga ini sama seperti pada pengobatansengatan kalajengking.
SOLENOPSISGEMINATA ( semut api )
Termasuk dalam
ordo HYMENOPTERAdari kelas INSECTA. Jika semut ini menyengat manusiadapat
menimbulkan vesikula dan pustule pada bagian badan yang disengat.
CIMEx( KUTU BUSUK )
Cimex
hymepterius ( Indonesia ) dan cimex lektularius ( Eropa ) dapat digunakan
sebagai serangga percobaan untuk xenidioagnosis penyakit chagas. Gigtan cimex juga
dapat menimbulkan berupa dermatitis pada orang yang rentan terhadap gigtannya.
SENGKENIT KERAS
Sengkenit
hidup sebagai ektroparasit dan menghisap darah berbagai binatang. Sengkenit
jantan mati setelah kopulasi. Sengkenit betina bertelur ditanah dan keudian
mati. Telur menetas menjadi larva dan berkaki 3 pasang, yang kemudian tumbuh
menjadi nimfa berkaki 4 pasang dan menjadi dewasa. Untuk tiap penggantian
stadium diperlukan penghisapan darah hospes dan setelah kenyang melepaskan diri
dari hospes. Peertumbuhan dari stadium larva dan menjadi dewasa dapat
berlangsung satu hospes atau lebih.
Patologi dan gejala klinik.
Beberapa
spesiea sengkenit mengandung toksin yang dapat menyebabkan paralisis. Pada
waktu menghisap darah, toksin ini dikeluarkan bersama ludah yang mengandung
antikoagulan. Paralisisnya berupa paralisis motorik yang dapat menimbulkan
kematian bila mengenai otot pernapasan. Jika sengkenit menggigit bahu atau
sepanjang tulang punggung gejala lebih berat. Paralisis dapat dikurangi dengan
cara melepaskan sengkenit yang menggigit. Spesies sengkenit yang dapat
menyebabkan Tick paralisis adalah Dermacentor andersoni, dermacentor
pariabilis dan Amblyommaculatum di Amerika serikat, serta Ixodes Holocyclus di
Australia.
Gigitan
sengkenit juga menyebabkan trauma mekanis. Pada tempar gigitan terjadi luka
yang mudah meradang terutama jika kapitulumnya tertinggal pada waktu sengkenit
diepaskan.
Sistem organ dalam
tubuh arthropoda antara lain :
Sistem
organ
|
Keterangan
|
Sistem
pencernaan makanan
|
Alat
pencernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus.
Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.
|
Sistem
ekskresi
|
Ekskresi
dengan kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigih
|
Sistem
reproduksi
|
Reproduksi
secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis). Sistem
reproduksi pada arthropoda terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan
betina.
|
Sistem
saraf
|
Sistem
saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena.
|
2.3 Pembagian
Kelas Filum Arthropoda
Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, arthropoda
dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Custacea, Insekta, Diplopoda,
Arachoinidea, dan Chilopoda. Persamaan dan perbedaan ciri-ciri tersebut adalah
sebagai berikut:
Kelas
Crustacea
(udang udangan):
|
Kelas
Insekta
(serangga):
|
Kelas
Arachnoidea
(laba-laba
|
Kelas
Diplopoda
(kaki
seribu):
|
Kelas
Chilopoda
(kelabang):
|
|
Susunan
Tubuh
|
Kepala
(5
ruas),
dada
(8
ruas), dan
perut
(6
ruas)
.
|
Kepala,
dada,
dan
perut.
|
Kepala,
dada,
dan
perut..
|
kepala
dan
badan
yang
bentuknya
silindris..
|
Kepala
dan
badan
yang
memanjang
agak
gepeng
|
Antena
|
2
pasang
|
sepasang
|
Tak
ada
|
sepasang
|
sepasang
|
Anggota
Tubuh
|
Sepasang
pada
setiap
ruas
untuk
berbagai
fungsi,
5
pasang
kaki
pada
dada
|
3
pasang
Kaki
|
4
pasang kaki
pada
sefalotoraks
|
2
pasang
kaki
pada
setiap
ruas
tubuh
|
Sepasang
kaki
pada
setiap
ruas
|
Sayap
|
Tak
ada
|
Ada
|
Tak
ada
|
Tak
ada
|
Tak
ada
|
Alat
Respirasi
|
Insang
atau
permukaan
tubuh
|
Trakea
|
Paru-paru
buku
|
trakea
|
trakea
|
Habitat
|
Air
|
Darat
|
Darat
|
darat
|
darat
|
Karakteristik umum anggota arthropoda
Ciri-ciri
|
Crustacea
|
Chelicerata
|
Myriapoda
|
Hexapoda
|
|
Pembagian tubuh
|
Sefalotoraks (kepala dan dada
menyatu) dan abdomen (perut)
|
Dada dan abdomen bersatu. Kepala yang
sesungguhnya tidak ada, tetapi berupa alas kepala (kapitulum)
|
Kepala dan badan panjang
|
Kepala dan dada pendek, sedangkan
abdomen panjang
|
Kepala, dada, dan abdomen dapat
dibedakan
|
Antena
|
2 pasang
|
Tidak ada
|
1 pasang dan panjang
|
1 pasang dan pendek
|
1 pasang
|
Bagian-bagian mulut
|
1 pasang mandibula, 1 pasang
maksila, 2 pasang maksiliped
|
1 pasang kalisera
1 pasang pedipalpus
|
1 pasang mandibula, 2 pasang
maksila
|
1 pasang mandibula, 1 pasang
maksila
|
1 pasang mandibula, 1 pasang
maksila labium
|
Kaki
|
1 pasang per ruas atau tidak ada
|
4 pasang pada kepala dada
|
1 pasang peruas
|
2 atau 1 pasang per ruas
|
3 pasang pada dada
|
Organ pernapasan
|
Insang
|
Paru-paru buku
|
Trakea
|
Trakea
|
Trakea
|
Lubang kelamin
|
2 di bidang belakang dada
|
1 di ruas kedua dari abdomen
|
1 di ujung abdomen
|
1 di ruas ke-3 dekat kepala
|
1 di ujung abdomen
|
Perkembangan
|
Umumnya melalui fase larva
|
Langsung, kecuali caplak atau
tungau
|
Tidak melalui fase larva
|
Tidak melalui larva
|
Umumnya melaui fase larva
|
Habitat
|
Air tawar, air laut,sedikit di
darat
|
Terutama di darat
|
Terutama di darat
|
Semuanya di darat
|
Terutama di darat
|
# Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda antara lain
:
Perbedaan
|
Crustacea
|
Arachnida
|
Diplopoda
|
Chilopoda
|
Insecta
|
Pembagian badan
|
Cepahalotorax dan abdomen
|
Cepahalotorax dan abdomen
|
Kepala
dan badan
|
Kepala
dan badan
|
Kepala,
thorax dan abdomen
|
Bentuk badan
|
Bervariasi
|
Pipih
|
Globular
|
Pipih
|
Bersvariasi
|
Kaki
|
Banyak
|
Empat pasang
|
Banyak
|
Banyak
|
Tiga pasang
|
Antena
|
2 pasang
|
Tidak ada
|
Sepasang
|
Sepasang
|
Sepasang
|
Alat mulut
|
Mandibula
|
Chelicera dan pedipalpus
|
Mandibula
|
Mandibula
|
Mandibula
|
Habitat
|
Kebanyakan di laut dan air tawar,
jarang terrestrial
|
Teristerial
|
Teristerial
|
Teristerial
|
Teristerial
|
Contoh hewan Arthropoda, ada banyak hewan arthropoda dinunia mulai dari
semut, kalajengking, kelabang, kaki seribu, dll
Klasifikasi (penggolongan)
Arthoproda Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan
menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kelas
Crustacea (golongan udang).
2. Kelas
Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
3.Kelas Myriapoda
(golongan luwing).
4. Kelas Insecta
(serangga).
1. Crustacea
Merupakan hewan akuatik (air) yang
terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai
berikut :
a. Struktur Tubuh
Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan
terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen
(perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar,
sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit
b.Pada bagian kepala
terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
Ø pasang antena
Ø pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
Ø pasang maksilla
Ø pasang maksilliped
Alat gerak berupa kaki (satu pasang
setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel
di dasar perairan.
b. Sistem Organ
1) Sistem Pencernaan
Makanan Crustacea berupa bangkai
hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada
bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak
di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang
terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen.Sisa pencernaan selain dibuang
melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang
terletak di dalam kepala.
2) Sistem Saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga
tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba),
statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
3) Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut
peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah.
Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya
terhadap O2 (oksigen) rendah.
4) Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan
insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh
permukaan tubuhnya.
5) Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah,
kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada
pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki
kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Dalam pertumbuhannya,seperti udang
mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua
kali setahun, sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali.
Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota
tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita
menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali
melalui proses regenerasi.
Klasifikasi Crustacea Berdasarkan ukuran
tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut :
1) Entomostraca (udang tingkat
rendah).
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan
penyusun zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan
ikan. Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain
Hewan ini dikelompokkan menjadi empat
ordo, yaitu:
o Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus
aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan
merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara
parthenogenesis.
o Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona
suburdana.
Hidup di air tawar dan laut sebagai
plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.
o Copepoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup di air laut dan air tawar, dan
merupakan plankton dan parasit,
segmentasi tubuhnya jelas.
o Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi
karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain.
Cirripedia ada yang bersifat parasit
Cara hidup Cirripedia beraneka ragam,
salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu
dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.
2) Malakostraca
(udang tingkat tinggi)
Malakostraca (udang tingkat
tinggi). Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar.
Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu
serta perut (abdomen).
Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo,
yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.
o Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh:Onicus asellus (kutu perahu) dan
Limnoria lignorum, keduanya adalah pengerek kayu.
o Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
Hidup di laut, bentuk
tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala
mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat
bergerak, mata dan antena.
o Decapoda (si kaki sepuluh).
Yang termasuk ordo ini
adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok
udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak
digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein.
o Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan.
o Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks.
Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si
kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia
Menguntungkan :
Ø Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan
kepiting.
Ø Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
Merugikan :
Ø Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
Ø Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
Ø Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
2. Arachnida
Anggota Arachnida meliputi kalajengking,
laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit
yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora
sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat.
Ciri-ciri Arachnida:
Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan
dengan jelas, kecuali Acarina.
o Pada bagian kepala-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa
pasang mata tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus.
o Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada.
o Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal.
o Alat pernafasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku.
o Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada
bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam).
o Sistem saraf tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf
ventral dengan pasangan-pasangan ganglia.
o Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk
mengisap serta memiliki kelenjar racun.
o Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai
parasit.
-
Arachnida dibedakan menjadi :
a)
Scorpionida
Contohnya : Kalajengking (Vejovis sp,
Hadrurus sp, Centrurus sp) dan Ketonggeng (Buthus). Hewan ini memiliki perut
beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
b)
Arachnoida
Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :
v Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)
v Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)
v Laba-laba penjerat (di Malaysia
v Laba-laba pemburu (di Meksiko
v Laba-laba srigala
v Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles
reclusa
v Tarantula (Rhechostica hentz)
v Umumnya laba-laba mempunyai perut tidak beruas-ruas.
c)
Aracina
Contohnya:
·
Caplak kudis (Sacroptes scabiei)
·
Caplak unggas (Dermanyssus)
·
Caplak sapi (Boophilus annulatus)
·
Tungau (Dermacentor sp.)
Ciri khas yang
terdapat pada tubuh hewan ini adalah tubuh tidak berbuku- buku . umumnya
parasit pada burung dan mamalia termasuk manusia
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga
hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak hewan ini juga banyak merugikan manusia
terutama hewan Acarinamisalnya:
a. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
b. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.
c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
a. Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
b. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.
c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
3. Myriapoda
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopodadengan
tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki.
Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut).
Hewan ini banyak dijumpai di daerah
tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung sampah,
misal kebun dan di bawah batu-batuan.
Ciri-ciri Myriapoda :
-
Tubuh bersegmen (beruas) tidak mempunyai
dada jadi hanya kepala dan perut.
-
Pada setiap ruas perut terdapat satu
pasang atau 2 pasang kaki.
-
Pada kepala terdapat 2 kelopak mata
tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat mulut.
-
Susunan saraf tangga tali.
-
Sistem pernafasan dengan trakea.
Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar
masuknya udara.
-
Sistem peredaran darah terbuka.
-
Alat kelamin jantan dan betina terpisah,
cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
-
Hidup di darat, misal di bawah batu,
dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.
Klasifikasi(penggolongan Myriapoda)
Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni:
1. Kelas Chilopoda
Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni:
1. Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius
forticatus dan Scolopendra morsitans.
Ciri-cirinya Chilopoda
-
Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala
dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang
kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada
segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang
berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena
panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan
ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan
binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
-
Alat pencernaan makanannya sudah
sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran
malphigi.
-
Respirasi (pernafasan) dengan
trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap
ruas.
-
Habitat (tempat hidup) di bawah
batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
- Kelas
ini sering disebut Sentipede.
2. Kelas Diplopoda
Contoh: kaki
seribu (Julus nomerensis)
Ciri-cirinya Diplopoda :
-
Tubuh berbentuk silindris dan
beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen
(ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa”
(maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi
sebagai organ kopulasi.
-
Pada kepala terdapat sepasang antena yang
pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan
banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
-
Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
Alat eksresi berupa dua buah saluran
malphigi.
4. Insecta
-
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda.
-
Heksapoda berasal dari kata heksa
berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki
enam.
-
Diperkirakan jumlah insecta lebih dari
900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo.
-
Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali
variasi dalam kelasinsecta baik bentuk maupun sifat dan
kebiasaannya
-
Ciri-ciri Insecta, antara
lain:
-
Tubuh dapat dibedakan dengan jelas
antara kepala, dada dan perut.
Kepala dengan:
a. Satu pasang mata facet (majemuk),
mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
b.Alat mulut yang disesuaikan untuk
mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.
Bagian mulut ini
terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila),
dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium).Dada (thorax)
terdiri atas tiga ruas yaituprothorax,mesothorax dan metathorax.
Pada segmen terdapat sepasang kaki.
Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)
2.4 PERANAN ANGGOTA KELAS FILUM
ARTHOPODA
Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran
arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang
yaitu sebagai berikut :
1. Sumber makanan yang mengandung
protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan
(portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus
versicolor)
2. Penghasil madu, yaitu lebah madu
(Apis indica)
3. Bahan industri kain
sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)
Sementara yang merugikan manusia anatara
lain :
1. Vektor
perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah,
lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor
penyakit tifus.
2. Menimbulkan gangguan pada
manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
3. Hama tanaman pangan dan
industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk
4.Perusak makanan.Contohnya kutu gabah
5.-Perusak produk berbahan baku
alam.Contohnya rayap dan kutu buku.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini
adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah anggota filum ini adalah
terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya lebih dari 800.000 spesies, contoh
anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba,
kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies jenis lain yang dikenal
hanya berdasarkan bfosil.
Tubuh Arthropoda
bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariadi. Pada tiap segmen tubuh
terseburt terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian
tubuh , yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain
dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentukrangka luar
(eksoskeleton). Kesoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.
Arthropoda dibagi
menjadi empat sub-filum, yaitu Trilobita, Chelicerata, Onychopora, dan
Mandibulata.
3.2
Saran
- Arthropoda sangat berguna bagi manusia
dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kita tidak diharapkan menumpas atau
berburu secara berlebihan apalagi buntuk kepentingan sendiri.
- Disarankan bagi kita semua turut
menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah satu anggota dari
ekosistemkehidupan, Arthropoda.
DAFTAR
PUSTAKA
Alexander,1977.Introduction
to soil Enatmology,Wiley,New York
Rippon,J.W.1998,Medical
entamology,W.B.Saunders
file:///C:/Users/hp/Documentsi//Arthropoda.htm