Senin, 14 Maret 2016

makalah entomologi medis .ARTROPODA PENYEBAB ALERGI DAN REAKSI TOKSI”


ENTAMOLOGI MEDIS
“ARTROPODA PENYEBAB ALERGI DAN REAKSI TOKSI”


Disusun Oleh :
·         Yulvita Sari Putri              (14010039)
·         Vina Panduwinata                        (14010034)
·         Wanda Marentika             (14010035)
·         Ropita Sari                        (140100)
·         Fessy Novita Sari              (14010010)
·         Julian Nossi                       (140100)         

AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA
BENGKULU
2016/2017



 
KATA PENGANTAR
            Puji syukur  Kami ucapkan kehadiran Allah swt,karena atas karunianya kami  dapat menyelesaikan pembuatan MAKALAH ini. Tugas yang kami buat berdasarkan tugas ENTAMOLOGI MEDIS yang diberikan oleh Ibu Inayah Hayati,S.Si.,M.Pd sebagai guru pembimbing mata kuliah Entamologi Medis.
            Kami menyadari bahwa sepenuhnya tanpa dukungan dari berbagai pihak dan hanya mengandalkan kemampuan penulis semata yang serba terbatas, maka penulisan Tugas ini tidak mungkin dapat terselesaikan karena itu pada kesempatan ini Kami menyampaikan ucapan  terima kasih kepada Ibu Inayah selaku pembimbing mata kuliah Entamologi Medis kami, serta orang tua dan teman-teman yang  mendukung kami dan memotivasi kami dalam pembuatan makalah ini.
Bengkulu, 01 Maret 2016

Penyusun






 
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................  1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................................... 3


BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arthropoda............................................................................. 4
2.2 Antropoda Penyebab Alergi dan Reaksi Toksik...................................... 6
2.3 Pembagian Kelas Filum Arthropoda...................................................... 16
2.4 Peranan Anggota Kelas Filum Arthopoda............................................. 29

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA 





 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah hewan yang memiliki kaki bersendi/beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di berbagai habitat, antara lain di air, di darat, di dalam tanah dan ada juga yang hidup sebagai parasit pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Arthropoda adalah hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan. Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis.
 Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.

Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :
1.      Kelas Myriapoda.
2.      Kelas Crustacea.
3.      Kelas Arachnida.
4.      Kelas Insecta.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.
Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.      apakah pengertian dari filum arthropoda ?
2.      bagaimanakah ciri-ciri dari filum arthropoda ?
3.      bagaimanakah pembagian kelas filum arthropoda ?
4.      peranan dan fungsi dari filum arthropoda ?



1.3 Tujuan Penulisan
1.      untuk mengetahui lebih dalam tentang filum arthropoda.
2.      untuk mengetahui ciri-ciri anggota filum arthropoda.
3.      untuk mengetahui pembagian kelass filum arthropoda.
4.      untuk mengetahui peranan serta fungsi anggota filum arthropoda.
1.4 Manfaat Penulisan
1.   Bagi Penulis, sebagai salah satu sarana untuk melatih kemampuan dalam menganalisis berdasarkan data dan fakta yang tersedia tentang filum arthropoda.
2.    Bagi Pembaca, makalah ini dapat dijadikan sumber acuan dalam penulisan makalah-makalah selanjutnya mengenai kajian filum arthropoda












BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Arthropoda
Arthropoda adalah hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan.
Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis).Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang.
Reproduksi dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali
v  Ciri-Ciri Umum Filum Arthropoda :
Secara umum ciri-ciri filum arthropoda adalah sebagai berikut:
a)      Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks).
b)        Memiliki 3 lapisan (triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga tubuh.
c)      Bentuk tubuh simetris bilateral.
d)     Bagian tubuh terbungkus oleh eksoskelet yang mengandung khitin.
e)      Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus.
f)       Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual (partenogenesisdan paedogenesis).
g)      Memiliki sistem peredaran darah terbuka (sistem lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung dan pembuluh-pembuluh darah terbuka .
h)      Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di atas saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral,serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan  satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan  sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan.
i)        Sistem eksresinya berupa berupa saluran-saluran malphigi
j)        Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru buku)
k)      Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
l)        Hidupnya di darat, air tawar dan laut.

Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok.
Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.
2.2 Antropoda Penyebab Alergi dan Reaksi Toksik
1. KOntak
a.       Alergi yang disebabkan kupu-kupu
      Kupu-kupu adalah serangga yang termasuk ordo LEPIDOPTERA yang memepunyai s2 pasang sayap dan bersisik tebal. Stadium dewasa mempunyai bentuk mulut untuk menghisap ( shoponing ), sedangkan stadium larva mempunyai bentuk mulut untuk menggigit. Kupu-kupu mengalami metamorphosis lengkap dan dibagi dalam 2 golongan yaitu kupu-kupu siang( butterfly) dan kupu-kupu malam ( month).
Patologi dan gejala klinis
                Larva kupu-kupu yang biasa disebut ulat bulu mempunyai bulu yang mengandung toksin yang dapat menyebabkan kelainan pada manusia. Kelainan ini disebut erusisme. Gejala-gejala erusisme atau dermatitis ulat ( caterpillar dermatitis ) adalah urikaria, nyeri, gatal dan rasa panas. Hal ini disebabkan oleh toksin yang merusak sel-sel tubuh sehingga tubuh mengelurkan histamine, serotonin dan heparin sebagai reaksi terhadap toksin larva kupu-kupu. Jika bulu ulat mengenai mata  dapat terjadi konjungtivitis atau ulkus kornea. Kupu-kupu dewasa dapat juga menyebabkan kelainan bila manusia kontak dengan bulu yang terdapat dibagian ventral abdomennya. Kelainan karena kupu-kupu dewasa disebut  lepidopterisme. Gejala klinis lepidopterisme berupa dermatitis yang mirip giant urrticaria oleh cacing schistosoma.
Beberapa spesies kupu-kupu yang larvanya mengandung bulu beracun adalah : Megalopyge opercularis ( di Amerika ), Anaphe infracta ( di Eropa), dan parasa hilarata ( di Asia ). Contoh kupu-kupu penyebab lepidopterisme adalah heylesia spp.

Diagnosis
                Diagnosis detetapkan bila terdapat gejala klinis diserati riwayat kontak dengan ulat bulu atau kupu-kupu.

Pengobatan
                Lesi yang timbul jangan digaruk karena dapat mempercepat penyebaran toksin. Seluruh tubuh yang mengalami reaksi segera direndam dalam air untuk melarutkan toksin dan bulu-bulu larva yang melekat pada kulit. Untuk pengobatan local dapat menggunakan larutan yodium, kortikosteroid dan atihistamin topical, sedangkan untuk penderita pada keadaan berat, obat-obat tersebut dapat diberikan secara oral atau parenteral.

Epidemiologi
                Terdapatnya kasus erusisme dan lepidopterisme disuatu daerah dipengaruhi oleh spesies kupu-kupu, keadaan daerah dan kebiasaan rakyat sebagai petani atau pekerja kebun. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan ulat bulu atau kupu-kupu. Pemberantasan kupu-kupu dilakukan dengan insektisida terutama utuk stadium larvanya.

b.      Alergi yang disebabkan tungau dermatophagoides pteronyssinus
        D.pteronyssinus adalah tungau debu yang berukuran 0,2 – 1,2 mm, badannya berbulu dan berkaki 4 pasang ( dewasa ). Ungau ini termasuk ordo ACARI. Tungau ini mengalami metamorphosis tidak sempurna dan ditemukan pada debuu rumah terutama ditempat tidur ( seprei, kasur, bantal ), karpet, lantai dan juga ditemukan diluar rumah, misalnya pada sarang burung, permukaan kulit mamalia dan binatang lainnyaa. Makanannya adalah serpihan kulit manusia dan binatang.

Patologi dan Gejala klinis
                Tungau debu ini merupakan salah satu penyebab penyakit asma atopic ( asma alergi, asma ekstrinsik ) dan merupakan penyebab asma yang terbanyak ditemukan. Asma alergi yang timbul disebabkan oleh seluruh bagian badan D.pteronyssinus yang mengandung allergen terutama di bagian saluran cernanya.

Diagnosis
                Diagnosis asma yang disebabkan oleh D.pteronyssinus dapat ditegakkan dengan es kulit yang menggunakan ekstraktungau debu.

Pengobatan
                Pengobatan asma atopic samma dengan yang dilakukan untuk pengobatan asma yang lain.

Epidemiologi
                Bertambah banyaknya tungau debu di dalam rumah bergantug pada factor-faktor

c.       Lytta Paedarus
                Lytta vesicatoria kumbang yang termasuk dalam kelas ordo COLEOPTERA daari kelas INSECTA. Kumbang ini mengandung cantharidin yang bersifat diureik. Jika kumbang ini berkontak dengan kulit manusia, dikeluarkannya secret yang dapat menyebabkan timbulnya lepuh ( blister ) sehingga kumbang ini disebut kumbang lepuh ( blister beetle ). Kumbang ini banyak ditemukan di meksiko. Di Indonesia ada kumbang lepuh yang disebut peaderus sabaeus yang juga dapat menyebabkan lepuh pada orang yang kontak dengan serangga ini.

2. Sengatan
- Lebah
     Lebah termasuk ordo HYMENOPTERA. Serangga ini mempunyai 2 pasang sayap yang tipis ( membranosa )dan mempunyai pinggang yang disebut pedisel sebagai penyambung antara toraks dan abdomen. Mulut lebah digunakan u ntuk menggigit danmenjilat. Pada ujung abdomen lebah betina dan pekerja terdapat alat penyengat yang mengeluarkan toksin.

Patologi dan gejala klinis
                Pada umumnya gejala klinis yang berat disebabkan oleh sengatan lebah yang termasuk family APIDAE, VASPIDAE dan BOMBIDAE. Gejala-gejala yang timbul akibat sengatan lebah adalah akibat toksin yang dikeluarkan pada waktu menyengat. Toksin lebah mengaandung apamin, melitin, histamine, asetilkolin, 5-hidroksitriptamin, enzimm dan substansi berupa protein. Zat-zat ini bersifat anafilaktogenik, hemolitik, neeurotosik, antigenic dan sitolitik. Pada kasus yang ringan sengatan lebahhanya menimbulkan rasa nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan edema pada tempat yang disengat, sedangkan pada kasus yang berat misalnya pada multiple stinging dapat terjadi mual, muntah, demam, sesak nafas, hipotensi dan kolaps. Kematian biasanya terjadi karena syok anafilaktik.



Pengobatan
                Sengat lebah yang tertinggal harus segera dibuang. Daerah yang disengat dibersihkan tetapi tidak boleh ditekan karena toksin akan menyebar lebih cepat. Pada bagian proksimal ekstremitas yang disengat dipasang turniket. Kompres es meninggikan ekstremitas dan penggunaan antihistamin local mungkin berguna. Analgesic dapat dibarikan secara oral dan anestatikulum local dapat diberikan secara infiltrasi di seitar lesi. Bila terjadi syok, dapat diberikan obat yaitu adrenalin, kortikosteroid dan antihistamin

KALAJENGKING





                Kalajengking termasuk ordo SCORPIONIDA. Kalajengking mempunyai dua genus, yaitu Centruroides dan buthus yang termasuk family Buthidae.
Morfologi dan daur hidup
Kalajengking aktif pada malam hari, berdiam dibawah batu, potongan kayu atau tempat persembunyian lain. Kalajengking adalah vivpar dan anaknya dibawa untuk beberapa saat di atas punggung induknya. Tubuhkalajengking terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Pada ruas terakhir abdomen terdapat alat penyengat yang disebut telson yang mengandung kelenjar racun. Pedipalpnya besar, ujungnya kuat dan merupakan sapit. Serangga ini mempunyai 4 pasang kaki.

Patologi dan Gejala klinis
                Sengatan kalajengking yang besa seperti Buthus dan Centruides berbahaya. Racun kalajengking berupa toksalbumin yang mengandung neurotoksin dan hemotoksin. Pada tempat sengatan terasa sangat nyeri dan pedih yang menjalar kebagian sekitarnya. Dapat timbul keracunan sistemik yang berakhir dengan kematian karena syok dan paralisis pernafasan. Hemotoksin dapat menimbulkan perdarahan dan nekrosis.

Pengobatan
                Proksimal dari tempat sengatan dipasang turniket. Dapat diberikan obat-obat golongan barbiturate, kortikosteroid dan antihistamin. Pemberian anti racun sangat bermanfaat



GIGITAN
Kelabang
                Kelabang atau centipede termasuk kelas CHILOPODA. Tubuhnya memenjang dan pipih dorsoventral, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas. Tiap ruas badan terdapat satu pasang kaki. Di kepala terdapat satu pasang antena. Pada ruas pertama badan terdapat sepasang kuku beracun ( poison claw ) yang berhubungan dengan kelenjar racun. Tempat hidupnya di bawah batu dan dibawah kayu. Makananya berupa insekta dan berupa binatang lainnya.

Paologi dan gejala klinis
                Gigitan kelabang dapat menimbulkan rasa nyeri dan eritema karena toksin yang keluar melalui kuku beracun.toksin kelabang mengandung antikoagulan dan 5 hidroksi triptamin. Genus Scolopendra yang terdapat di daerah tropikdan subtropik dapat menyebabkan rasa nyeri, perdarahan dan nekrosis. Kemaaian akibat gigitan kelabang belum pernah dilaporkan.
Pengobatan
                Sama seperti engobata terhadap sengatan kalajengking.

LABA-LABA
                Laba-laba termasuk ordo ARANEA. Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Di sefalotoraks terdapat kelenjar toksin. Toksin dikeluarkan melalui mulut. Laba-laba bertelur dalam jumlah yang besar yang dibungkus dalam kokon. Metamorfhosis tidak sempurna.laba-laba jantan pada umumnya mati setelah kopulasi. Makananya insekta dan binatang kecil lainnya yang ditangkap dengan sarangnya dandibunuh dengan toksinnya. Meskipun pada umumnya laba-laba menganudung racun untuk membunuh mangsanya, hanya beberapa spesies yang berbahaya bagi manusia. Gigitan laba-laba menyebabkan kelainan yang disebut araknindisme. Menurut sifat toksinnya dapat terjadi araknidisme nekrotik dan araknidisme sistemik.


LATRODECTUS
                Latrodekus mactans ( laba-laba jandaa hitam = black widow spider ) yang betina berukuran 13 mm, berwarna hitam dan mempunyai gambaran hour glassmerah pada bagian ventral abdomen, sedangkan yang jantan berukuran 6 mm, mempunyai garis median merah dan 3 garis transversal putih pada bagian dorsal abdomennya. Biasanya laba-laba jantan dibunuh oleh laba-laba betina setelah kopulasi. Racun L.mactans bersifat neurotoksik terhadap syaraf perifer. Pad tempat gigitan timbul benjolan merah biru, dikelilingi lingkaran putih. Gigitan laba-laba menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Rasa nyeri menjalar kedada dan perut dan timbul gejala seperti abdomen akut. Mungkin timbul syok dan paralisis pernapasan yang dapat mnyebabkan kematian penderita dalam waktu 18-36 jam. Dapat juga terjadi gangguan kejiwaan.

LOXOSCEES LAETA
                Laba-laba ini bentuknya kecil, berukuran 8 – 15 mm, berwarna kuning sampaii tengguli tua. Pada umumnya menyebabkan arraknidisme nekrotik. Pada tempat gigitan timbul edema dan rasa nyeri. Bila edema menghilang, tinbul nekrosis yang dimulai dari bagian tengah. Kulit mengelupas dan terjadi ulkus yang besar dan dalam. Pada keadaan berat mugkin timbul gejala sistemik, terutama pada anak. Kematian terjadi karena gagal jantung.

TARANTULA
                Nama genus tarantula dipakaiuntuk menyebut setiap jenis laba-laba yang besar. Salah satu spesies yang terkenal adalah Lycosa tarantula. Meskipun mempunyai muka yang menyeramkan, gigitannya hanya menyebabkan rasa nyeri setempaat dan tidak berbahaya.

Pengobatan
                Pengobatan gigitan serangga ini sama seperti pada pengobatansengatan kalajengking.

SOLENOPSISGEMINATA ( semut api )
      Termasuk dalam ordo HYMENOPTERAdari kelas INSECTA. Jika semut ini menyengat manusiadapat menimbulkan vesikula dan pustule pada bagian badan yang disengat.

CIMEx( KUTU BUSUK )
                Cimex hymepterius ( Indonesia ) dan cimex lektularius ( Eropa ) dapat digunakan sebagai serangga percobaan untuk xenidioagnosis penyakit chagas. Gigtan cimex juga dapat menimbulkan berupa dermatitis pada orang yang rentan terhadap gigtannya.

SENGKENIT KERAS
                Sengkenit hidup sebagai ektroparasit dan menghisap darah berbagai binatang. Sengkenit jantan mati setelah kopulasi. Sengkenit betina bertelur ditanah dan keudian mati. Telur menetas menjadi larva dan berkaki 3 pasang, yang kemudian tumbuh menjadi nimfa berkaki 4 pasang dan menjadi dewasa. Untuk tiap penggantian stadium diperlukan penghisapan darah hospes dan setelah kenyang melepaskan diri dari hospes. Peertumbuhan dari stadium larva dan menjadi dewasa dapat berlangsung satu hospes atau lebih.

Patologi dan gejala klinik.
                Beberapa spesiea sengkenit mengandung toksin yang dapat menyebabkan paralisis. Pada waktu menghisap darah, toksin ini dikeluarkan bersama ludah yang mengandung antikoagulan. Paralisisnya berupa paralisis motorik yang dapat menimbulkan kematian bila mengenai otot pernapasan. Jika sengkenit menggigit bahu atau sepanjang tulang punggung gejala lebih berat. Paralisis dapat dikurangi dengan cara melepaskan sengkenit yang menggigit. Spesies sengkenit yang dapat menyebabkan Tick paralisis adalah Dermacentor  andersoni, dermacentor pariabilis dan Amblyommaculatum di Amerika serikat, serta Ixodes Holocyclus di Australia.
                Gigitan sengkenit juga menyebabkan trauma mekanis. Pada tempar gigitan terjadi luka yang mudah meradang terutama jika kapitulumnya tertinggal pada waktu sengkenit diepaskan.
Sistem organ dalam tubuh arthropoda antara lain :
Sistem organ
Keterangan
Sistem pencernaan makanan
Alat pencernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada segmen posterior.
Sistem ekskresi
Ekskresi dengan kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigih
Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis). Sistem reproduksi pada arthropoda terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina.
Sistem saraf
Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena.


2.3 Pembagian Kelas Filum Arthropoda
Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, arthropoda dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Custacea, Insekta, Diplopoda, Arachoinidea, dan Chilopoda. Persamaan dan perbedaan ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

Kelas
Crustacea
(udang udangan):
Kelas
Insekta
(serangga):
Kelas
Arachnoidea
(laba-laba
Kelas
Diplopoda
(kaki
seribu):
Kelas
Chilopoda
(kelabang):
Susunan
Tubuh
Kepala (5
ruas), dada
(8 ruas), dan
perut (6
ruas) .
Kepala,
dada, dan
perut.
Kepala, dada,
dan perut..
kepala dan
badan yang
bentuknya
silindris..
Kepala dan
badan yang
memanjang
agak
gepeng
Antena
2 pasang
sepasang
Tak ada
sepasang
sepasang
Anggota
Tubuh
Sepasang
pada setiap
ruas untuk
berbagai
fungsi, 5
pasang kaki
pada dada
3 pasang
Kaki
4 pasang kaki
pada
sefalotoraks
2 pasang
kaki pada
setiap ruas
tubuh
Sepasang
kaki pada
setiap ruas
Sayap
Tak ada
Ada
Tak ada
Tak ada
Tak ada
Alat
Respirasi
Insang atau
permukaan
tubuh
Trakea
Paru-paru
buku
trakea
trakea
Habitat
Air
Darat
Darat
darat
darat



Karakteristik umum anggota arthropoda
Ciri-ciri
Crustacea
Chelicerata
Myriapoda

Hexapoda
Pembagian tubuh
Sefalotoraks (kepala dan dada menyatu) dan abdomen (perut)
Dada dan abdomen bersatu. Kepala yang sesungguhnya tidak ada, tetapi berupa alas kepala (kapitulum)
Kepala dan badan panjang
Kepala dan dada pendek, sedangkan abdomen panjang
Kepala, dada, dan abdomen dapat dibedakan
Antena
2 pasang
Tidak ada
1 pasang dan panjang
1 pasang dan pendek
1 pasang
Bagian-bagian mulut
1 pasang mandibula, 1 pasang maksila, 2 pasang maksiliped
1 pasang kalisera
1 pasang pedipalpus
1 pasang mandibula, 2 pasang maksila
1 pasang mandibula, 1 pasang maksila
1 pasang mandibula, 1 pasang maksila labium
Kaki
1 pasang per ruas atau tidak ada
4 pasang pada kepala dada
1 pasang peruas
2 atau 1 pasang per ruas
3 pasang pada dada
Organ pernapasan
Insang
Paru-paru buku
Trakea
Trakea
Trakea
Lubang kelamin
2 di bidang belakang dada
1 di ruas kedua dari abdomen
1 di ujung abdomen
1 di ruas ke-3 dekat kepala
1 di ujung abdomen
Perkembangan
Umumnya melalui fase larva
Langsung, kecuali caplak atau tungau
Tidak melalui fase larva
Tidak melalui larva
Umumnya melaui fase larva
Habitat
Air tawar, air laut,sedikit di darat
Terutama di darat
Terutama di darat
Semuanya di darat
Terutama di darat
# Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda antara lain :
Perbedaan
Crustacea
Arachnida
Diplopoda
Chilopoda
Insecta
Pembagian badan
Cepahalotorax dan abdomen
Cepahalotorax dan abdomen
Kepala dan badan
Kepala dan badan
Kepala, thorax dan abdomen
Bentuk badan
Bervariasi
Pipih
Globular
Pipih
Bersvariasi
Kaki
Banyak
Empat pasang
Banyak
Banyak
Tiga pasang
 Antena
2 pasang
Tidak ada
Sepasang
Sepasang
Sepasang
Alat mulut
Mandibula
Chelicera dan pedipalpus
Mandibula
Mandibula
Mandibula
Habitat
Kebanyakan di laut dan air tawar, jarang  terrestrial
Teristerial
Teristerial
Teristerial
Teristerial

Contoh hewan Arthropoda, ada banyak hewan arthropoda dinunia mulai dari semut, kalajengking, kelabang, kaki seribu, dll
 Klasifikasi (penggolongan) Arthoproda Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kelas Crustacea (golongan udang).
2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
3.Kelas Myriapoda (golongan luwing).
4. Kelas Insecta (serangga).
 1. Crustacea
Merupakan  hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut :
a. Struktur Tubuh
Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut).  Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit
b.Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
Ø  pasang antena
Ø  pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
Ø  pasang maksilla
Ø  pasang maksilliped
Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
b. Sistem Organ
1) Sistem Pencernaan
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen.Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
2) Sistem Saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
3) Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
4) Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
5) Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Dalam pertumbuhannya,seperti udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Klasifikasi Crustacea Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut :
1) Entomostraca (udang tingkat rendah).
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton, adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain
Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
o   Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis.
o   Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.
o   Copepoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup di air laut dan air tawar, dan
merupakan plankton dan parasit,
segmentasi tubuhnya jelas.
o   Cirripedia
Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.
Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut melekat pada batu atau benda lain.
Cirripedia ada yang bersifat parasit
Cara hidup Cirripedia beraneka ragam, salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.
2)      Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Malakostraca  (udang tingkat tinggi). Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar.  Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen).
Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.
o   Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh:Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum, keduanya adalah pengerek kayu.
o   Stomatopoda
Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
o   Decapoda (si kaki sepuluh).
Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein.
o   Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan.
o   Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.                                                              
Peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia
Menguntungkan :
Ø  Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
Ø  Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
Merugikan :           
Ø  Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
Ø  Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
Ø  Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.

2. Arachnida
Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak.  Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat.
Ciri-ciri Arachnida: Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan jelas, kecuali Acarina.
o   Pada bagian kepala-dada tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus.
o   Mempunyai 4 pasang kaki pada kepala-dada.
o   Alat ekskresi dilengkapi dengan saluran malphigi dan kelenjar coxal.
o   Alat pernafasan berupa trakea, paru-paru buku atau insang buku.
o   Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam).
o   Sistem saraf tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasangan-pasangan ganglia.
o   Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk mengisap serta memiliki kelenjar racun.
o   Habitat (tempat hidup) di darat, pada umumnya tetapi ada pula sebagai parasit.
-          Arachnida dibedakan menjadi :
a)      Scorpionida
Contohnya : Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp) dan Ketonggeng (Buthus). Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
b)      Arachnoida
 Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :
v  Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)
v  Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)
v  Laba-laba penjerat (di Malaysia
v  Laba-laba pemburu (di Meksiko
v  Laba-laba srigala
v  Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles reclusa
v  Tarantula (Rhechostica hentz)
v  Umumnya laba-laba mempunyai perut tidak beruas-ruas.
c)      Aracina
Contohnya:
·         Caplak kudis (Sacroptes scabiei)
·         Caplak unggas (Dermanyssus)
·         Caplak sapi (Boophilus annulatus)
·         Tungau (Dermacentor sp.)
Ciri khas yang terdapat pada tubuh hewan ini adalah tubuh tidak berbuku- buku . umumnya parasit pada burung dan mamalia termasuk manusia
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama     hewan Acarinamisalnya:
a. Caplak menyebabkan gatal atau     kudis   pada    manusia
b. Psoroptes    equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci, kuda.
c. Ododectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
 3. Myriapoda
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopodadengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut).
  Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.
Ciri-ciri Myriapoda :
-          Tubuh bersegmen (beruas) tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
-          Pada setiap ruas perut terdapat satu pasang atau 2 pasang kaki.
-          Pada kepala terdapat 2 kelopak mata tunggal (ocellus), 1 pasang antena dan alat mulut.
-          Susunan saraf tangga tali.
-          Sistem pernafasan dengan trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar masuknya udara.
-           Sistem peredaran darah terbuka.
-          Alat kelamin jantan dan betina terpisah, cara perkembangbiakan dengan cara bertelur.
-          Hidup di darat, misal di bawah batu, dalam tanah, humus atau tempat lembab lainnya.
Klasifikasi(penggolongan Myriapoda)
Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni:
1. Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans.
Ciri-cirinya Chilopoda
-          Tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
-            Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
-            Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
-           Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
-      Kelas ini sering disebut Sentipede.
2. Kelas Diplopoda
     Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)
Ciri-cirinya Diplopoda :
-          Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
-           Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
-           Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
4. Insecta
-          Insecta sering disebut serangga atau heksapoda.
-          Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam.
-          Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo.
-          Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelasinsecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya
-          Ciri-ciri Insecta, antara lain:
-          Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut.
Kepala dengan:
a. Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
b.Alat mulut yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.
Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium).Dada (thorax) terdiri atas tiga ruas yaituprothorax,mesothorax dan metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.
Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)

2.4 PERANAN ANGGOTA KELAS FILUM ARTHOPODA
            Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :
1. Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
2. Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica)
3. Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori)





Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
1. Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
2. Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
3. Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk
4.Perusak makanan.Contohnya kutu gabah
5.-Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku.













BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya lebih dari 800.000 spesies, contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies jenis lain yang dikenal hanya berdasarkan bfosil.
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariadi. Pada tiap segmen tubuh terseburt terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh , yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentukrangka luar (eksoskeleton). Kesoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.
Arthropoda dibagi menjadi empat sub-filum, yaitu Trilobita, Chelicerata, Onychopora, dan Mandibulata.
3.2   Saran
- Arthropoda sangat berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kita tidak diharapkan menumpas atau berburu secara berlebihan apalagi buntuk kepentingan sendiri.
- Disarankan bagi kita semua turut menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak merusak salah satu anggota dari ekosistemkehidupan, Arthropoda.



DAFTAR PUSTAKA


Alexander,1977.Introduction to soil Enatmology,Wiley,New York
Rippon,J.W.1998,Medical entamology,W.B.Saunders
file:///C:/Users/hp/Documentsi//Arthropoda.htm